Jeruk
jari Budha kurang banyak dikenal padahal jeruk ini banyak dicari untuk
keperluan ritual upacara dan ramuan obat tradisional Cina. Jeruk jari
Budha berasal dari wilayah sekitar Cina dan Myanmar dimana jeruk ini
sebenarnya merupakan varietas dari jeruk sukade (Citrus Medica) yang memiliki nama ilmiah C. medica var. sarcodactylis
Seperti
halnya jeruk sukade, jeruk jari Budha atau di Aceh dikenal dengan nama
jeruk kuku macan, memiliki buah berkulit tebal dengan rasa pahit-getir
karena banyaknya kandungan minyak atsiri pada kulit tersebut.
Jeruk
jari Budha memiliki bentuk buah yang unik dan menarik. Kulit buah jeruk
ini memiliki permukaan yang menonjol rapi membentuk jari tangan
setengah mengepal, itulah sebabnya jeruk yang memiliki nama asliHiong i lah ini mendapat nama jeruk jari Budha.
Jeruk
jari Budha di Jakarta juga dikenal dengan nama jeruk tangan dewa, suatu
penamaan yang keberadaannya tidak bisa dilepaskan dari upacara
keagamaan etnis Cina sebagai jeruk persembahan dewa.
Buah
jeruk jari Budha yang telah matang (jatuh pohon) memiliki kandungan
senyawa antara lain hesperidin, esscense oil, herperedin oil, dan asam
kalak. Buah dalam kondisi seperti inilah yang dimanfaatkan oleh para
sinse sebagai bahan obat tradisonal. Sinse akan mengiris tipis-tipis
buah dan mengeringkannya dengan menjemurnya tanpa terkena sinar matahari
langsung karena dapat merusak kandungan senyawa yang terkandung di
dalamnya.
Selain
untuk dijadikan tanaman obat, jeruk jari Budha juga menarik untuk
dijadikan tanaman hias karena bentuk buahnya serta warnanya yang cantik.
Perawatan tanaman jeruk jari Budha tidaklah sulit dan tidak banyak
musuh pengganggunya. setelah berumur satu tahun tanam, biasanya tanaman
jeruk jari Budha sudah mulai dapat berbuah dan tiga bulan kemudian
buahnya akan cukup tua untuk dimanfaatkan sesuai keperluan.
No comments:
Post a Comment